Alhamdulillahirabbil’alamin, sebuah kesyukuran bersama bahwa Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pleret mempunyai santri yang berprestasi dalam bidang kepenulisan. Ialah Salma Zilzala, santri kelas XII putri asal Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salma terpilih sebagai novelis muda dalam Program Pelatihan Kepenulisan dari Dinas Kebudayaan DIY yang diselenggarakan intensif sejak 24 Agustus 2023 hingga 26 September 2023. Karyanya telah diterbitkan bersama novelis muda yang lulus mengikuti pelatihan dan seleksi karya dalam buku “Dari Kelas Sang Maestro, ‘Kumpulan Novela Kegiatan Novelis Muda Bersama Ashadi Siregar’, Tahun 2023”. Suatu kebanggaan tersendiri mengingat Salma adalah peserta paling muda diantara sekian Novelis Muda Terpilih. Berikut adalah wawancara tim media dengan Salma Zilzala,
Q: Sejak kapan muncul minat untuk menulis?
Saya suka menulis sejak kelas 6 SD saat itu saya sering meminjam koleksi KPKK (Kecil-kecil Punya Karya) milik teman saya. Sekitar 5 edisi saya baca. Sejak itulah saya mempunyai keinginan untuk menulis cerita. Bahkan, saya juga sudah bermimpi untuk mencetaknya melihat penulis KPKK usianya masih seusia dengan saya saat itu.
Masuk dunia SMP, teman saya mengenalkan saya dengan novel. Novel pertama yang saya baca adalah: ‘Sebening Syahadat’ karya Diva S.R. Becerita tentang perjalanan hidup seorang Samuel untuk mencari jati dirinya, juga cintanya.
Setelah satu novel tersebut selesai saya baca, saya merasa ketagihan untuk membaca lagi novel-novel lainnya. Hingga saat ini, ketertarikan saya terhadap buku-buku fiksi pembangun jiwa masih kuat. Dan tentunya, seiring dengan itu keinginan untuk menulis cerita juga semakin kuat.
Q: Apa alasan yang menjadikanmu memilih untuk menulis?
Kenapa ingin menulis? Yang pertama, tentu saja karena saya menyukainya. Yang kedua, saya selalu merasa takjub dengan para penulis di luar sana. Mereka dapat membuat pembacanya terhipnotis, merasa seolah-olah tokoh dan kisah mereka itu nyata. Hebat sekali.
Ada juga pembaca yang protes, menyalahkan penulis karena jalannya cerita tidak sesuai dengan keinginan mereka. Mereka tidak puas. Lucu kan? Saya pun berharap hal yang demikian. Menciptakan tokoh yang dapat menjadi teman, menjadi inspirasi, dan juga menciptakan tokoh yang akan selalu diingat oleh pembaca.
Q: Siapa penulis yang menginspirasimu dalam berkarya?
Penulis yang membuat saya terinspirasi adalah Habiburrahman el-Shirazy. Beliau adalah inspirasi pertama saya dalam kepenulisan novel. Beberapa karya beliau yang sudah saya baca tersaji dengan sederhana, namun indah sekali penuturannya. Penulis inspiratif kedua yaitu Tere Liye, karya-karya beliau benar-benar membuat saya tenggelam sangat dalam. Beliau betul-betul mampu membawa para pembaca menjelajahi imajinasinya.
Q: Apa nasehat yang bisa dibagikan sebagai motivasi dalam menulis?
Dua quote yang pernah saya temukan dan sampai sekarang, masih menjadi sesuatu yang saya tanamkan pada diri saya.
“Jika bertutur kata aku tidak bisa, maka aksara adalah jawabannya.”
Kalau kata-kata Bapak M. Budi Sardjono, tokoh sastra Jogja, “Menulislah sebelum namamu yang ditulis di batu nisan.”
Semoga dari percakapan yang ringkas bersama Sang Novelis Muda ini memberikan manfaat. Salma Zilzala, penulis novela berjudul “Beri Aku Pohon Kelapa” menawarkan cerita yang menarik untuk dibaca. Penasaran? Bukunya sudah terbit ISBN dan ada beberapa koleksi yang tersedia di Pojok Baca MBS Pleret unit Kanggotan.
Berdasarkan wawancara tersebut kita mengetahui bahwa dorongan berkarya di usia muda melalui pembentukan kebiasaan sejak dini. Mulai dari apa yang mereka sukai, dirawat dengan pendidikan yang mendewasakan serta dipupuk motivasi yang benar dalam mengkhidmatkan diri di tengah umat. Betapa dalam makna yang dinasehatkan oleh kader terbaik Muhammadiyah dalam kepenulisan, ulama sekaligus pujangga terkemuka pada masa itu dengan banyak karya fenomenalnya, adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah menuliskan pesan dalam ‘Falsafah Hidup’, “Pemuda haruslah mempunyai cita-cita tinggi supaya hidupnya berarti. Apabila cita-cita tercapai, terutama di hari tuanya, dia akan menekur melihat anak tangga yang dilaluinya dengan tersenyum.”
Mari kita doakan bersama santri-santri di MBS Pleret dapat menggapai prestasi yang sebenarnya. Prestasi yang memberi manfaat untuk banyak orang, berorientasi akhirat serta bernilai amal jariyah. Allahumma Aamiin.