Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim. Namun dalam Islam kita sudah mengetahui bahwa dahulukan adab sebelum ilmu. Oleh karena itu, sebagai umat muslim hendaknya kita dahulukan adab sebelum ilmu. Meskipun begitu kita harus terus menuntut ilmu karena merupakan kewajiban umat muslim.
Lalu mengapa alasan dahulukan adab sebelum ilmu? Sebelum mengetahui alasannya, simak terlebih dahulu pengertian adab dan ilmu berikut ini.
Adab secara bahasa artinya segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinisikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).
Sedangkan menurut KBBI pengertian ilmu adalah segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat muslim, Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
اطلبواالعلم ولو بالصين
“Tuntutlah ilmu, walau sampai ke negeri China”.
Saat ini sudah banyak orang yang pintar dan memiliki ilmu yang luas. Akan tetapi sebagian dari orang berilmu tersebut kurang tepat dalam menerapkan ilmu mereka. Karena merasa memiliki wawasan atau ilmu yang luas, mereka justru merasa seolah-olah menjadi orang yang paling pintar dan paling benar. Untuk menghindari hal tersebut, maka penting untuk menerapkan adab dan etika sebagai penyeimbang ilmu dan kepintaran yang dimiliki. Apabila tidak mendahulukan adab, bukan tidak mungkin ilmu bisa berbahaya untuk diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, dengan mempelajari dan mendahulukan adab sebelum ilmu juga bisa lebih memudahkan untuk memahami ilmu. Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu”.
Karena begitu pentingnya adab sebelum ilmu, Allah SWT menempatkannya sebagai hal yang utama. Kepintaran seseorang tidak berarti apabila orang tersebut tidak memiliki adab.
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Untuk mempelajari adab dan etika biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Banyak ulama yang dalam mempelajari adab lebih lama daripada mempelajari ilmu. Oleh karena itu, menanamkan dan menumbuhkan adab dan etika kepada siswa atau santri sangat dibutuhkan. Contoh adab atau etika sesama manusia adalah:
- Mengucapkan salam
Dengan mengucapkan salam kepada orang lain, maka kita telah mendoakan kebaikan kepada orang tersebut.
- Memenuhi undangan
Memenuhi undangan seseorang merupakan sunnah muakkad, karena apabila kita memenuhi undangan tersebut akan membuat senang pihak yang telah mengundang. Selain itu juga bisa mendatangkan rasa cinta dan persatuan.
- Memberi nasihat
Ketika orang lain meminta nasihat kepada kita, maka sebaiknya berikanlah nasihat kepada orang tersebut.
- Menjenguk saat sakit
Dengan menjenguk orang yang sedang sakit, kita bisa menghibur, mendoakan, dan memberi semangat agar tetap tabah dalam menghadapi ujian Allah SWT. Apabila adab yang baik sudah tertanam dalam diri seseorang, maka harapannya ilmu-ilmu yang mereka terima bisa diterapkan dengan sebaik mungkin. Jika hanya mengandalkan ilmu tanpa adab, iblis lebih bisa. Sebab iblis mendapat keistimewaan dari Allah lebih pintar dari pada manusia.
 
				 
													